Beranda Profil Tokoh Mengenal Lebih Dekat Sosok Adian Yunus Yusak Napitupulu SH, Mantan Aktivis 98″

Mengenal Lebih Dekat Sosok Adian Yunus Yusak Napitupulu SH, Mantan Aktivis 98″

10021
0
BERBAGI

IMN News, Jakarta – Adian Yunus Yusak Napitulu merupakan putra ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Ishak Parluhutan Napitupulu, SH dan Soeparti Esther.

Adian lahir di Manado, pada tanggal 9 Januari 1971. Saat ia berusia 42 tahun adian telah menikah dengan Dorothea Eliana Indah Wardani 10 tahun lalu yang juga mantan aktivis mahasiswi. Mereka telah dikaruniai dua orang anak bernama Achilles Alvaro Adian Napitupulu dan Aurora Alethea Adian Napitupulu.

Ayah Adian adalah seorang PNS (Pegawai Negeri Sipil) yang pernah menjabat menjadi Kejari di Kota Kotamobagu (Sulut), Barabai (Kalimantan Selatan), Kupang (NTT) dan staf di Kejaksaan Agung. Namun ketika dia masih berusia 10 tahun, ayahnya meninggal dunia. Walau lahir di Manado, Adian menghabiskan masa kecil hingga dewasa di Jakarta termasuk menempuh masa studi dari SMP hingga bangku kuliahnya.

Kehidupannya sebagai aktivis dimulai pada tahun 1991 ketika dia bekerja sebagai seorang buruh di sebuah pabrik di Kawasan Industri Berikat Nusantara Marunda (KBN) walaupun dia masih berstatus mahasiswa dimana dia harus mencari uang untuk membantunya memperoleh dana karena memang beliau lahir dari keluarga sederhana dengan menjadi kondektur bus dan buruh.

Dia mendapatkan situasi ketika salah seorang buruh kehilangan dua jari akibat terpotong gergaji mesin namun perusahaan hanya memberikan kompesasi sangat minim sekitar Rp15.000
Adian kemudian mengorganisasi buruh lain untuk melakukan mogok kerja dan demonstrasi sebagai wujud protes atas tindakan sewenang-wenang manajemen pabrik.

Aksinya mendapatkan tindakan represif dari pihak pabrik yang membuatnya ditangkap polisi dan di tahan di Polres Cakung serta mendapatkan interogasi dengan kekerasan dan dia dipecat secara tidak hormat. Hal ini membuat Adian bertekad membela penderitaan kaum miskin dengan menjadi aktivis kampus.

Ketika dia masih berstatus mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) di Cawang, Jakarta dengan mengambil jurusan hukum, Adian mendaftarkan diri sebagai anggota GMKI, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia pada tahun 1992 dan mendirikan kelompok diskusi ProDeo tahun 1994.

Pada tahun 1995 dia menjadi senat mahasiswa UKI yang membuatnya lebih terlibat dalam pergerakan mahasiswa terutama dalam demonstrasi solidaritas terhadap Sri Bintang Pamungkas terkaitan demonstrasi anti integrasi Timor-Timur di Dresden, Jerman pada April 1995 yang membuat Adian ditangkap dan diinterogasi oleh polisi.

Pada tahun 1996, Adian mendirikan posko Pemuda Mahasiswa Pro Megawati sebagai satu-satunya organisasi non partai yang menggalang dukungan kepada Megawati Soekarno Putri dimana pada saat terjadi penyerbuan kantor DPP PDI pada tanggal 27 Juli 1996, Adian menggalang perlawanan dari organisasi kampus dan luar kampus yang dipimpinnya.

Kemarahan Adian terhadap rezim Orde Baru kian memumcak ketika dia menyaksikan dan ikut serta melakukan perlawanan ketika aparat keamanan dan pendukung Suryadi melakukan penyerbuan terhadap kantor DPP PDI Perjuangan pada tanggal 27 Juli 1996. Adian geram dengan tingkah pongah dari aparat yang memukuli bahkan menembaki rekan – rekannya yang saat itu bertahan di gedung PDI.

Tak tinggal diam, pemuda dengan nama Adian Yunus Yusak Napitupulu ini menggalang perlawanan bersama mahasiswa Hukum UKI hingga terlibat bentrok dengan aparat keamanan hampir 10 jam. Sejak saat itu nama Adian mulai diperhitungkan di tingkat nasional setelah pada tahun 1998 dia mendirikan Komunitas Mahasiswa Se Jabodetabek bernama Forum Kota, Forkot yang beranggotakan 16 kampus. Forkot dan FKSMJ adalah dua organisasi mahasiswa pertama yang menduduki gedung DPR/MPR senayan pada tanggal 18 Mei 1998 dimana 3 hari kemudian Presiden Soeharto menyatakan mundur sebagai presiden.

Nama Adian Napitupulu memang sedang naik daun dimana dia dikenal sebagai seorang pedebat ulung dari berbagai acara talk show di beberapa stasiun televisi. Dia pernah membuat seorang Fadli Zon, Sutan Bhatoegana, Ruhut Sitompul, dan Ramadhan Pohan serta Amien Rais dan lain – lain kehabisan kata-katanya Selain menggunakan kata-kata lugas dan tajam, Adian memang selalu memberikan data pada setiap debatnya yang sulit dibantah oleh siapapun lawan debatnya.

Adian mencalonkan dirinya sebagai caleg dari PDI Perjuangan pada tahun 2009 namun gagal, baru pada pileg 2014 Adian berhasil masuk ke komplek Senayan sebagai Anggota DPR RI dari fraksi PDI Perjuangan periode 2014 – 2019 dari daerah pemilihan Dapil V Jawa Barat (Kabupaten Bogor). Berlanjut pada pileg 2019 yang akan datang Adian akan maju kembali sebagai calon Anggota DPR RI Pertai PDI Perjuangan dari dapil yang sama.

Adian Napitupulu yang saat ini menjabat sebagai Dewan Pembina Nasional Organisasi Masyarakat “POSPERA” (Posko Perjuangan Rakyat) juga salah satu penggagas acara “REMBUK NASIONAL AKTIVIS 98” yang bertemakan menolak Radikalisme, Instoleransi dan Terorisme dengan menghadirkan Presiden Jokowi pada 7 Juli 2018 di Kemayoran yang dihadiri tidak kurang dari 60.000 masa dari seluruh Indonesia. info dirangkum dari berbagai sumber (imn)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here