IMN News , Jepara – Masyarakat nelayan di Kabupaten Jepara, Jawa Tegah, setiap tanggal 8 Syawal menggelar tradisi larung kepala kerbau ke tengah laut. Itu bersamaan dengan Pesta Lomban atau oleh masyarakat setempat menyebutnya Bada Kupat. Tahun ini, larung kepala kerbau dan Lomban akan dilangsungkan Rabu, 12 Juni 2019, besok.
Sebelum prosesi larung dilangsungkan, masyarakat nelayan di Kelurahan Jobokuto dan Ujungbatu menggelar arak-arakan kerbau. Prosesi arak-arakan dimulai dari tempat pelelangan ikan (TPI) Ujungbatu menuju rumah pemotongan hewan (RPH) Jobokuto. Pejabat di lingkungan pemerintah Kabupaten Jepara pun turut serta dalam arak-arakan bersama warga.
Setelah kerbau yang diarak disembelih, kepala kerbau akan dibuat sesajen kemudian dilarung ke tengah laut. Sementara daging kerbau dimasak untuk lauk makan bersama seluruh warga.
Plt Bupati Jepara, Dian Kristiandi, menyampaikan arak-arakan kerbau dilakukan agar masyarakat dapat melihat langsung kerbau yang akan disembelih. Sebab, larung kepala kerbau sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat nelayan.
“Ini sudah menjadi budaya warga Jepara khususnya bagi masyarakat nelayan Jepara. Setelah kerbau disembelih, seluruh bagian kerbau kecuali kepala, dimasak dan dimakan bersama-sama nanti malam sambil menyaksikan pentas wayang kulit,” ujar Dian usai kegiatan arak kerbau, Selasa, 11 Juni 2019.
Dian mengatakan, rangkaian prosesi larung yang dimulai dengan arak-arakan kerbau merupakan ungkapan rasa syukur masyarakat nelayan kepada Tuhan. Sebab selalu diberi keselamatan di darat maupun di laut. Serta, mendapatkan ikan hasil tangkapan yang melimpah.
“Sekaligus ini menjadi penanda puncak dari perayaan Pesta Lomban atau kupatan, bada kupat (lebaran ketupat),” kata Dian.
Arak-arakan kerbau juga dimeriahkan dengan iring-iringan kelompok kesenian khas pesisir. Itu seperti musik thongthek pesisiran dan rebana. Tak pelak, prosesi arak-arakan ini pun membetot perhatian warga.(imn)