IMN News, Kota Bekasi – Daftar Calon Sementara (DCS) dari masing – masing partai politik yang sangat ditunggu – tunggu oleh para bacaleg ahirnya muncul juga.
Beragam latar belakang mewarnai hajatan politik lima tahunan tersebut, ada yang berasal dari incumbent (saat ini masih duduk sebagai anggota dewan), pengusaha, pegawai swasta, wartawan, ibu rumah tangga dan lain sebagainya.
Yang menarik menjadi perhatian publik diantaranya adalah munculnya para caleg yang berasal dari kehidupan yang pas – pasan, ikut meramaikan pagelaran caleg lima tahunan di 2019 yang akan datang.
Menariknya, keberadaan caleg semacam ini merata. Hampir semua partai politik ada caleg tipe ini, entah di partai besar ataupun kecil. Hal ini diakui oleh para petinggi partai politik yang ada di Kota Bekasi.
Salah satu caleg PDI Perjuangan dapil II “Arif Rahman Hakim” nomor urut satu (I) yang juga saat ini menjabat sebagai ketua PAC PDI Perjuangan Bekasi Utara (22/7/18) menuturkan bahwa materi bukanlah segala – galanya dalam pencalegan.
Karena mereka yang lolos dan masuk dalam calon legislatif tersebut bukan serta merta seketika namanya muncul, namun semuanya melalui proses dan tahapan – tahapan yang panjang di internal partai yang sangat ketat ujarnya.
Diakuinya dalam pentas politik itu memang memerlukan energi yg cukup besar diantaranya “mental,kreatifitas dan juga dana” namun jangan lupa garis tangan tidak bisa dikesampingkan begutu saja.
Sikap dan mental kita harus prima ketika kita harus berhadapan dan bertemu dengan pihak yang kontra dari visi misi kita, sabar dan kegigihan menjadi acuan.
Kreatifitas juga sangat dibutuhkan agar mampu menarik simpati pemilih mengikuti menu yang lagi trand dimasa kini tapi tentunya tidak keluar dari koridor pemilu yang jurdil imbuhnya.
Chost politik itu memang tidak murah,
kadang ada orang yang nekat ingin bertarung di pentas politik tanpa harus mengukur finansial nya, tapi dengan kegigihan dari para caleg tersebut bisa berdampak bagus untuk sang caleg itu sendiri, namun juga bisa sebaliknya bisa berdampak pada kegagalan dari mimpi indah yang berubah menjadi mimpi buruk.
Sejak berlaku sistem suara terbanyak atau proporsional terbuka, caleg harus mati-matian mempromosikan dirinya agar dipilih warga untuk bisa duduk menjadi dewan. Disinilah, dibutuhkan biaya atau ongkos politik yang jumlahnya tak sedikit. Kemungkinan itu saja yang perlu disiasati lebih lanjut. Karena garis “Tuhan” juga tidak bisa dihindari oleh siapapun, manusia hanya diwajibkan terus berusaha.
Saat ini saya maju kembali sebagai caleg bukan karena kami kelebihan materi loh tapi paling tidak kami bisa membangun kembali jalinan silahturahim dengan para konstituen kami yang di 2014 lalu memilih kami. Meski saat itu saya mendapatkan nomor urut sepatu (6) namun dengan kerja keras kami dan tim saya mampu meraih 3 besar dalam perolehan suara ujarnya penuh semangat.
“Yang penting caleg mau bekerja keras untuk menggalang suara” inikan soal kepercayaan diri seseorang.Terlepas punya kemampuan finansial berlebih atau tidak, itu bukan ukuran,” imbuhnya.
Dalam kesempatan ini pula “Arif Rahman Hakim” memohon do’a restu kepada keluarga, handai taulan, dan seluruh masyarakat khususnya di Kecamatan Bekasi Utara dapil II untuk maju sebagai Wakil Rakyat di 2019 pungkasnya. (imn).