IMN News, Bogor – Ketua Pospera Jawa Barat, Teddy Risandi mengajak semua pihak yang merasa mencintai NKRI menolak seruan gerakan people power untuk menanggapi hasil Pemilu 2019. Kata aktivis 98 ini, gerakan people power yang sekarang berganti nama Gerakan Kedaulatan Rakyat (GKR) berpotensi memecah belah bangsa.
“People power atau GKR terindikasi dapat memecah belah bangsa. Karena itu, kami tidak sependapat dengan gerakan tersebut. Kalau soal ketidakpuasan atas hasil KPU, kan bisa menempuh jalur hukum,” kata Teddy Risandi disela pertemuan Pena 98 di Kemnang, Jakarta melalui sambungan telepon, Sabtu (18/5/2019).
Politisi PDI Perjuangan ini melanjutkan, pada saatnya nantinya pihaknya juga akan mengerahkan massa bersama para aktivis 98.
“Kita pun siap turun mengawal proses demokrasi yang lahir dari anak kandung reformasi. Pemilu saat ini kan telah usai. Sekarang saatnya siapapun warga negara duduk bersama demi kepentingan bangsa ke depan. Apapun hasilnya kita harus hargai dan kawal prosesnya di KPU,” tuturnya.
Sebelumnya, Juru Bicara Rembuk Nasional Aktivis (RNA) 98, Sayed Junaidi Rizaldi menyampaikan, ada pihak yang secara terang-terangan sudah menunjukan upaya dugaan makar dengan menggaungkan gerakan people power yang dimulai dengan cara mendelegitimasi keputusan KPU.
“Sudah dari awal tidak ada itikad baik dan mereka ini menjadikan demokrasi sebagai batu loncatan untuk membuat perpecahan dan menciptakan instabilitas nasional dengan cara licik mau merebut kekuasaan,” ucapnya.
Menurut Sayed sejak awal dirinya dan kawan-kawan aktivis yang tergabung di RNA ‘98 telah berjuang bersama Jokowi yang dianggap sebagai anak kandung reformasi, sehingga hanya Jokowi saja yang mampu meredam niat tersebut. (fjrb -imn)