Beranda Pendidikan SMA PGRI 1 MENGGELAR UPACARA PERINGATAN HARI GURU NASIONAL KE 76 TAHUN

SMA PGRI 1 MENGGELAR UPACARA PERINGATAN HARI GURU NASIONAL KE 76 TAHUN

333
0
BERBAGI
Dalam memperingati HGN dan HUT ke 76 SMA PGRI 1 Bekasi selalu memberikan penghargaan kepada pendidik dan tenaga kependidikan yang pengabdiannya mencapai 25 tahun tahun 2021 “KONG EBON” Mendapatkan ucapan terimakasih dan penghargaan yang di sampaikan oleh kepala sekolah PGRI.

IMN News, Kota Bekasi – SMA PGRI 1 Kota Bekasi mengadakan upacara peringatan hari guru nasional ke 76 tahun

di halaman sekolah dengan tema “Bergerak dengan hati, pulihkan pendindikan”. Upacara dipimpin kepala sekolah SMA PGRI 1 Drs.H.Undang Sunarya M.Pd. dengan membacakan sambutan dari ketua umum PGRI pusat.

Sementara itu humas SMA PGRI 1 Dra.Widyastuti.M.Pd ketika di hubungi oleh tim redakasi infomedianasionalNews.com terkait peringatan tersebut wakil kepala sekolah bidang humas yang dikenal ramah tersebut memaparkan sejarah berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sebagai berikut.

Sejarah hari guru nasional berkaitan dengan berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). PGRI sendiri berdiri pada 25 November 1945. Dirangkum dari laman resmi PGRI, pada 1912 guru-guru pribumi pada zaman Belanda mendirikan Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) sebagai ajang perjuangan.

Organisasi ini bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari para guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan penilik sekolah. Dengan latar pendidikan yang berbeda-beda mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua.

Tujuan utama organisasi ini memperjuangkan nasib para anggotanya yang memiliki pangkat, status sosial dan latar belakang pendidikan yang berbeda. Seiring dengan kondisi tersebut maka berkembang pula organisasi guru baru antara lain Persatuan Guru Bantu (PGB), Perserikatan Guru Desa (PGD), Persatuan Guru Ambachtsschool (PGAS), Perserikatan Normaalschool (PNS), Hogere Kweekschool Bond (HKSB).

Selain itu, ada pula organisasi guru yang bercorak keagamaan, kebangsaan atau lainnya seperti Christelijke Onderwijs Vereneging (COV), Katolieke Onderwijsbond (KOB), Vereneging Van Muloleerkrachten (VVM), dan Nederlands Indische Onderwijs Genootschap (NIOG) yang beranggotakan semua guru tanpa membedakan golongan agama.

Saat itu, para guru pribumi pun memperjuangkan persamaan hak dan posisi dengan pihak Belanda. Hasilnya, Kepala HIS yang dulu selalu dijabat oleh orang Belanda, mulai jatuh di tangan orang Indonesia. 

Selanjutnya, pada 1932 nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) diubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Perubahan nama ini mengejutkan pemerintah Belanda, karena kata “Indonesia” yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda.

Kemudian, pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas. Namun, semangat proklamasi 17 Agustus 1945 mendorong penyelenggaraan Kongres Guru Indonesia pada tanggal 24-25 November 1945 di Surakarta. 

Di dalam kongres ini, mereka sepakat menghapus segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama dan suku. Lalu, pada 25 November 1945, kongres juga sepakat untuk mendirikan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan.

Sejak Kongres Guru Indonesia itu, semua guru Indonesia menyatakan dirinya bersatu di dalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Pemerintah melalui Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, menetapkan hari lahir PGRI tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional untuk menghormati perjuangan para guru. (imn)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here